SEBUAH
POHON dan sebuah ranting
Ay…
lihatlah pohon itu
Amboi
alangkah indahnya
Sebuah
pohon dan sebuah ranting
Bisa
kau bayangkan?
Seruak-seruak
waktu yang mengalir keras
Hempasan-hempasan
badai dan cerita-cerita lampau
Terlampaui
sudah
Kini
ranting-ranting itu perlahan berjatuhan
Putaran
dan kisaran angin yang menghantam
Menjadi
palu godamnya tersendiri
Kini
ranting-ranting kecil itu perlahan berjatuhan
Jatuh
retak di tanah kerontang
Entahlah
pasti akan tersapu periode
Ay…
lihatlah pohon itu
Amboi
alangkah indahnya
Sebuah
pohon dan sebuah ranting
Bisa
kau bayangkan?
Ranting?
Sebuah
ranting?
Hanya
sebuah?
Dan
permainan jemari Maha Prima mengaduk-aduk gulungan benang dan meluruskannya
dengan sekedip detak jarum
Bisa
kau bayangkan?
Ranting-ranting
indah yang menghiasi pohon
Bunga-bunga
Daun-daun
emas yang lampau
Dan
permainan jemari Maha Prima
Memutarbalikkan
dan meluruskannya
Walau
periode berdentang berkali-kali
Maka
Ia akan berkata dengan seruan senyapnya yang menghangat ke setiap lekuk dan
geliat jantung hati
“Periode
itu akan datang”
“Periode
itu akan datang”
Maka
ranting itu akan tetap tenang dalam ketenangannya
Diam
menunggu permainan jemari Maha Prima
Dengan
kesunyiannya dan bulir-bulir kecil yang jatuh di tengah tengadah pekat hari
Dengan
gemetar ditengah pusingan badai dan periode
Periode
itu telah datang!
Tepat
dalam naungan februari lembut dan angka duapuluh tiganya
Dimana
ranting-ranting pohon berjatuhan
Jatuh
retak di tanah kerontang
Entahlah
pasti akan tersapu periode
Secarik
kertas hijau di bibir pantai berair datar
Menghijau
bersama permulaannya
Menghijau
musim semi di setiap lekuk hati yang menghangat dari dinginnya guliran desember
Ranting
tua yang lama tumbuh di pohon yang sama-sama tuanya
Ay…
lihatlah pohon itu
Amboi
alangkah indahnya
Sebuah
pohon dan sebuah ranting
Bisa
kau bayangkan?
Jika
ranting-ranting lain telah tiada
Sudikah
pohon tetap mempertahankan ranting tua?
Di
kelabunya dan rapuhnya?
Ranting
tua akan tetap tinggal menetap menemani sebuah pohon
Meliuk
bersama
Menyatu
dalam geliat sebuah pohon
Walau
pusaran periode dan badai selalu berpusing menampar-nampar
Ranting
tahu takkan jatuh
Takkan
jatuh bak ranting-ranting kecil
Periode
itu telah lama datang!
Jika
benalu anggrek merambat naik
Jika
sinaran mentari tak lagi hangat
Jiwa
ranting akan selalu menghadiahi akar-akar yang menancap erat hingga perut bumi
Akar
erat menopang sebuah pohon
Akar
erat menopang sebuah pohon dan sebuah ranting
Maka
teruslah berdiri
Akar
eratnya tetap akan menancap tajam
Tak
mengapa, jikalau akar-akar adalah jiwa terang dari pendaran cahaya
Janganlah
bayangkan lagi!
Lihatlah!
Sebuah
pohon dan sebuah ranting besar!
Anita Yusticia
Sari
Desember 1, 2013
No comments:
Post a Comment