welcoming guest

Tuesday, December 3, 2013

SEBUAH POHON dan sebuah ranting


SEBUAH POHON dan sebuah ranting
Ay… lihatlah pohon itu
Amboi alangkah indahnya
Sebuah pohon dan sebuah ranting
Bisa kau bayangkan?

Seruak-seruak waktu yang mengalir keras
Hempasan-hempasan badai dan cerita-cerita lampau
Terlampaui sudah
Kini ranting-ranting itu perlahan berjatuhan
Putaran dan kisaran angin yang menghantam
Menjadi palu godamnya tersendiri
Kini ranting-ranting kecil itu perlahan berjatuhan
Jatuh retak di tanah kerontang
Entahlah pasti akan tersapu periode

Ay… lihatlah pohon itu
Amboi alangkah indahnya
Sebuah pohon dan sebuah ranting
Bisa kau bayangkan?
Ranting?
Sebuah ranting?
Hanya sebuah?

Dan permainan jemari Maha Prima mengaduk-aduk gulungan benang dan meluruskannya dengan sekedip detak jarum
Bisa kau bayangkan?

Ranting-ranting indah yang menghiasi pohon
Bunga-bunga
Daun-daun emas yang lampau
Dan permainan jemari Maha Prima
Memutarbalikkan dan meluruskannya
Walau periode berdentang berkali-kali
Maka Ia akan berkata dengan seruan senyapnya yang menghangat ke setiap lekuk dan geliat jantung hati
“Periode itu akan datang”
“Periode itu akan datang”
Maka ranting itu akan tetap tenang dalam ketenangannya
Diam menunggu permainan jemari Maha Prima
Dengan kesunyiannya dan bulir-bulir kecil yang jatuh di tengah tengadah pekat hari
Dengan gemetar ditengah pusingan badai dan periode

Periode itu telah datang!
Tepat dalam naungan februari lembut dan angka duapuluh tiganya
Dimana ranting-ranting pohon berjatuhan
Jatuh retak di tanah kerontang
Entahlah pasti akan tersapu periode

Secarik kertas hijau di bibir pantai berair datar
Menghijau bersama permulaannya
Menghijau musim semi di setiap lekuk hati yang menghangat dari dinginnya guliran desember
Ranting tua yang lama tumbuh di pohon yang sama-sama tuanya

Ay… lihatlah pohon itu
Amboi alangkah indahnya
Sebuah pohon dan sebuah ranting
Bisa kau bayangkan?

Jika ranting-ranting lain telah tiada
Sudikah pohon tetap mempertahankan ranting tua?
Di kelabunya dan rapuhnya?

Ranting tua akan tetap tinggal menetap menemani sebuah pohon
Meliuk bersama
Menyatu dalam geliat sebuah pohon
Walau pusaran periode dan badai selalu berpusing menampar-nampar
Ranting tahu takkan jatuh
Takkan jatuh bak ranting-ranting kecil

Periode itu telah lama datang!
Jika benalu anggrek merambat naik
Jika sinaran mentari tak lagi hangat
Jiwa ranting akan selalu menghadiahi akar-akar yang menancap erat hingga perut bumi
Akar erat menopang sebuah pohon
Akar erat menopang sebuah pohon dan sebuah ranting
Maka teruslah berdiri
Akar eratnya tetap akan menancap tajam
Tak mengapa, jikalau akar-akar adalah jiwa terang dari pendaran cahaya

Janganlah bayangkan lagi!
Lihatlah!

Sebuah pohon dan sebuah ranting besar!

Anita Yusticia Sari
Desember 1, 2013